Raden Wijaya dan keempat istrinya sedang memantau proses pembukaan lahan oleh para prajuritnya
Istri 1 : “Maaf Baginda, sebenarnya apa maksud baginda menyuruh para prajurit untuk menebang pohon ini?”
Istri 2 :”Betul Baginda maksudnya apa? Bukankah ini termasuk pembalakan liar? Illegal loging gitu deh…”
R. Wijaya : “ Yeee….enak aja. Seperti yang telah kuceritakan sebelumnya pada kalian tentang mimpi aneh yang aku alami. Aku yakin disinilah tempatnya”
Raden Wijaya dan para istrinya berjalan mendekati 2 prajurit yang sedang bekerja.
Istri 3 : “Ooo….tempat yang kelak akan berdiri sebuah kerajaan besar yang akan menyatukan nusantara?”
R Wijaya : (sambil mengangguk) Benar
Istri 4 : “Jadi,,,,disinilah tempatnya. Lalu apa nama kerajaannya??”
R WIjaya : (Diam, sambil memegang dagu) “Emmm…..aku sendiri belum tau, mau dikasih nama apa kerajaan ini”
Di seberang rombongan Raden Wijaya, nampak terlihat dua orang Prajurit yang kelelahan saamelakukan pembukaan lahan.
Prajurit 1 : “Wah….laper nih, mana nggak ada yang dagang bubur lagi…” (samba menoleh kesana kemari)
Prajurit 2 : “Iya nih sama. Eh…tapi aku punya buah ini nih. Kayanya sih buah pohon yang kita tebang ini. cobain deh “
Prajurit 1 : (Memakan, tapi kemudian memuntahkannya sambil terbatuk – batuk)
Prajurit 2 : Kenapa?? (sambil memegang prajurit 1)
Rombongan R Wijaya berhenti di depan para Prajurit
R Wijaya : Hey kenapa kalian???
Prajurit 2 : (sambil membungkuk) Maaf baginda, tadi kami kelaparan lalu memutuskan untuk memakan buah phon ini. kami kira bisa menahan rasa lapar tapi ternyata rasanya pahit”
R Wijaya : mana buahnya?? Coba lihat” (mengulurkan tangan mengambil buah yang diserahkan oleh prajurit)
R Wijaya : (membolak balik sambil merenung) Buah maja rasanya pahit. Maja yang pahit….Majapahit (kemudian melompat kegirangan) Aahaaa…..aku dapat nama untuk kerajaan ini.
Para Istri : “Apa kanda namanya??”
R Wijaya : “MAJAPAHIT….ya….Kerajaan Majapahit….ha…ha…ha….. “(Tertawa sambil mengangkat tangan ke atas dan melangkah pergi meninggalkan ruangan)
Istri dan Para Prajurit : “Hidup Majapahit 3x” (sambil mengikuti raden Wijaya)